Bicara soal pasar India, Nia mengungkapkan, persoalan yang selama ini dihadapi adalah direction. Ketika sebelum pandemi Covid-19, ada 2 negara yang pertumbuhannya sangat besar, yaitu India dan China.
“Tapi, India jauh lebih tinggi pertumbuhannya walaupun jumlah belum. Padahal, tidak ada penerbangan, mereka rata-rata terbang lewat Malaysia, Singapura, dan Thailand,” ungkapnya.
“Nah, dengan adanya penerbangan langsung ini, Kemenparekraf sangat menyambut baik kepada semua pihak. Ini memudahkan, satu persoalan selesai, ada direct flight dan penerbangannya tidak terlalu lama,” lanjutnya.
Disebutkan Nia, orang-orang India yang datang ke Indonesia, mind of destination masih Bali. Kebanyak mereka datang ke Bali untuk pernikahan, honeymoon, dan traveling.
“Orang-orang India itu kalau nikah, satu areal bisa dibooking sama mereka. Ini kalau bisa dibilang, jumlahnya banyak dan waktu tinggal juga lama, di atas rata-rata. Jadi, sangat menyuplai,” sebutnya.
“Lagi-lagi saya ucapkan terima kasih kepada Batik Air yang mempunyai direct flight, yang mempermudah kunjungan wisatawan dari India ke Indonesia,” sambungnya.
Leave a Reply