Liputan6.com, Sydney – Seorang pria berusia 45 tahun ditangkap setelah diduga mengganggu penerbangan Malaysia Airlines dari Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus 2023.
Pria asal Australia itu kemudian didakwa pada Selasa (15/8/2023) terkait ancaman bom palsu dalam penerbangan menuju Malaysia, dan membuat penumpang ketakutan hingga membuat pesawat tersebut putar balik dan mendarat kembali di Bandara Internasional Sydney.
Dilansir Channel News Asia (CNA), penerbangan Malaysia Airlines dengan rute Sydney ke Kuala Lumpur pada Senin 14 Agustus sore terpaksa putar balik ke destinasi awal ketika pria Australia itu gelisah dan mengaku memiliki bahan peledak di tasnya.
Sebuah video yang diambil oleh salah satu penumpang memperlihatkan ketika pria yang mengenakan tas punggung itu mengancam penumpang dan awak pesawat.
Scenes from Malaysia Airlines tonight bailed up by a fundo threatening staff and passengers making them profess slavery to Allah. Everyone is off the plane now. @AusFedPolice did their job. Well done everyone. @MAS stayed calm. Good outcome. Now pls put him in maximum security. pic.twitter.com/psffBHNaxE
— 𑆩𑆳𑆬𑆴𑆤𑆵 Sarah L Gates (@SarahLGates1) August 14, 2023
Polisi mengatakan penerbangan yang lepas landas dari Bandara Sydney Kingsford Smith pukul 13.00 waktu setempat dan mengangkut 199 penumpang serta 12 awak, kembali mendarat di landasan pacu Syndey sekitar pukul 15.45 usai insiden itu.
“Demi keselamatan, komandan penerbangan membuat keputusan untuk kembali ke Sydney,” kata juru bicara Malaysia Airlines kepada CNA.
Pihak maskapai kemudian mengatakan bahwa para penumpang dan awak yang bertugas meninggalkan pesawat pada pukul 19.00.
Setibanya di bandara Sydney, pria tersebut langsung ditangkap oleh polisi dan didakwa atas tuduhan membuat pernyataan palsu tentang ancaman bom terhadap pesawat. Polisi juga tidak menyebutkan kewarganegaraan pria tersebut, namun mengatakan bahwa ia merupakan penduduk Canberra Australia.
Pria itu juga didakwa atas tuduhan tidak mematuhi instruksi keselamatan awak kabin, kata Polisi Federal Australia (AFP).
“AFP tidak akan membocorkan masalah operasional, namun, rencana tanggap darurat diberlakukan dan evakuasi dimulai setelah dianggap aman bagi penumpang dan awak,” ungkap Polisi Federal Australia.
Leave a Reply