Liputan6.com, Jakarta Nurul Qomariyah, wanita penyandang sindrom asperger berusia 27 tahun mampu mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) S2 pada tahun 2019 di Nanyang Technological University, Singapura.
Sindrom asperger ini biasanya dimiliki oleh seseorang dengan spektrum autisme. Penyandangnya cenderung dianggap memiliki kecerdasan di atas rata-rata namun memiliki tantangan dalam keterampilan sosial.
Begitu pun Nurul, ia mengatakan sulit berkomunikasi yang efektif kepada orang lain. Contohnya seperti tidak menatap mata lawan bicara dan tidak bisa membaca ekspresi wajah seseorang.
Nurul mengaku memiliki sindrom asperger sejak kecil. Maka itu ia sering dianggap aneh oleh teman di sekolah. Tapi hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk terus pendidikan.
Perundungan dialami Nurul ketika menduduki bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) misalnya, kekerasan fisik maupun verbal dirasakan oleh Nurul pada saat itu.
“Orang yang ber-IQ tinggi biasanya suka berimajinasi kan, nah kadang kebawa secara gerakan atau mulut gitu kan. Nah kalau dulu waktu aku kecil aku tu kurang bisa ngobrol jadi kadang ada yang nganggep ni anak tu aneh banget, gitu,” ujarnya saat Media Gathering Mensa Indonesia di Gedung Shipper, Citywalk Sudirman, JI KH Mas Mansyur, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ditulis Kamis (24/8/2023).
Meski saat di sekolah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman, rasa ingin tahu membuatnya tidak malu untuk bertanya kepada guru.
“Banyak guru yang merasa terintimidasi sama aku, antara mereka tidak bisa bales atau mereka merasa “kok ni bisa nanya begini sih?” pedahal baru umur segini gitu. atau mereka tu kada merasa agak sedikit terintimidasi gitu, “kenapa ni anak seolah-olah kaya lebih pinter dari pada gue?” jelasnya.
Leave a Reply