Dihubungi Ahad malam (27/8/2023), Sekretaris Pengurus Cabang, GP Ansor Bangkalan, Abdul Hamid menjelaskan meski hingga kini akun sunnah nabi masih aktif, namun dia yakin lewat seruan di media sosial itu pesan bahwa konten-konten dalam chanel itu sesat dan menyesatkan telah diketahui khalayak luas.
Dan kalau pun subcribernya bertambah, dia yakin mereka adalah pemantau bukan penonton. “Hoaks berkaitan ajaran agama ini sangat berbahaya. Sekali terekam dalam ingatan dan tanpa ada counter, selamanya kita memahami sesuatu yang menyesatkan,” kata dia.
Sebab itu, selain gerakan advokasi, Badan Siber Ansor, kata Hamid, secara periodik juga mengelar pelatihan-pelatihan dengan tema besarnya bagaimana menangkal hoaks. Pelatihan ini tidak hanya untuk kader, tapi juga untuk kalangan milenial lewat kerjasama antar lembaga.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, milenial sebagai pengguna media sosial teraktif menjadi kaum yang paling rentan terpapar hoaks.
Dan, Hamid melanjutkan, jika mengetik kata kunci menangkal hoax di google, ada ratusan ribu artikel muncul dan kesemua anjurannya mengarah pada satu kata yaitu verifikasi sebagai langkah utama tak termakan kabar bohong.
“Verifikasi itu mengecek sebuah informasi kepada sumber lain yang relevan untuk mengkonfirmasi sebuah peristiwa,” ungkap dia.
Leave a Reply