Kisah 3 Sahabat Nabi yang Masuk Islam Usai Diyakinkan Raja Nasrani

Kisah 3 Sahabat Nabi yang Masuk Islam Usai Diyakinkan Raja Nasrani

Sesampainya di istana, keduanya menemui sang raja dan berkata. “Wahai tuan raja, mereka (orang Islam) yang datang ke negeri ini sebenarnya hanya orang-orang bodoh yang telah banyak melakukan keonaran di negeri sendiri. Mereka ke sini bukan untuk mengikuti agama tuan, melainkan membawa agama baru yang mereka ciptakan sendiri. Kami diutus pimpinan kami untuk memberitahukan hal ini. Harapannya, tuan bisa waspada dan mengusir mereka,” rayu keduanya.

Ternyata raja tidak percaya begitu saja atas ucapan kedua orang itu. Untuk mendapat informasi yang berimbang, raja mengundang perwakilan umat Muslim untuk menyampaikan fakta sebenarnya. Ditunjuklah Ja’far bin Abu Thalib untuk menjadi juru bicara umat Muslim. Saat raja bertanya status kelompoknya di Makkah, Ja’far menjawab begini: 

“Dulu kami adalah orang-orang jahiliah yang menyembah berhala. Hingga kemudian Allah mengutus seorang nabi untuk membimbing kami ke jalan yang benar. Berhala-berhala itu akhirnya kami tinggalkan. Bersamaan dengan itu, kami juga diajari nilai-nilai moral kehidupan yang baik, meninggalkan ajaran-ajaran masa lalu yang bobrok.”

Raja Negus yang sudah mempelajari ciri-ciri kehadiran nabi akhir zaman itu meyakini bahwa apa yang disampaikan Ja’far sebagai kebenaran. Sang raja kemudian meminta Ja’far membacakan sebagian ayat Al-Qur’an yang dibawa oleh Nabi. Ja’far kemudian membaca, “Kaf ha ya ‘ain shad”. Seketika raja menangis dan membenarkan ajaran yang dibawa oleh nabi yang disebut umat Muslim. (Saifur Rahman al-Mubarakpuri, Ar-Rahiqul Makhtum, 2013, hal. 92-95). 

Tidak hanya itu, saat raja juga meminta Ja’far untuk menjelaskan perihal Nabi Isa, Ja’far menjelaskan sesuai dengan pandangan agama Islam, yaitu Isa sebagai nabi sekaligus rasul, bukan Tuhan. Lagi-lagi, raja mengiyakan dan semakin memperkuat keberpihakannya kepada umat Muslim. Sejak saat itu, raja mengusir dua delegasi orang Quraisy tadi dan mengembalikan seluruh hadiah yang sudah mereka berikan.

“Wahai Amr, celaka kamu! Patuhlah padaku dan ikuti Muhammad! Sungguh ia berada dalam kebenaran. Mereka yang menentangnya akan bernasib sama seperti Fir’aun ketika melawan Musa,” kata sang raja.

Peristiwa ini sangat terngiang di benak Amr dan membuatnya memeluk Islam tapi masih ia sembunyikan status agamanya agar tidak diketahui orang Quraisy. Hingga pada tahun ke-8 H, bersama Khalid bin Walid dan Utsman bin Thalhah, menemui Rasulullah SAW untuk secara terang-terangan dibaiat menjadi seorang Muslim.Wallahu a’lam. (Ibnul Atsir, Al-Kamil fit Tarikh, juz II, hal. 109-110).

maxwin138
maxwin138
maxwin138
epicwin138
epicwin138
epicwin138
pargoy88
polasot138
polasot138
besti69
besti69

Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *