Liputan6.com, Jakarta – Harga minyak mentah AS naik lebih dari USD 2 per barel menjelang akhir perdagangan Kamis. Kenaikan harga minyak mentah ini di tengah ekspektasi pengurangan produksi organisasi negara pengekspor minyak dan sekutunya atau yang biasa disebut OPEC+, akan berlanjut hingga akhir 2023.
Mengutip CNBC, Jumat (1/8/2023), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Oktober ditutup pada USD 83,63 per barel, naik USD 2, atau 2,45%.
Sedangkan harga minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak Oktober, yang berakhir pada hari Kamis, berakhir naik USD 1 atau 1,16% pada USD 86,86 per barel. Untuk kontrak November yang lebih aktif diperdagangkan naik USD 1,59 atau 1,02% pada USD 86,83 per barel.
“Pasar minyak mentah bereaksi terhadap perpanjangan pengurangan produksi OPEC,” kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow.
“Pemotongan ini bisa dilakukan hingga akhir tahun ini.”
Pada hari Kamis, Badan Informasi Energi AS mengatakan produksi lapangan minyak mentah AS naik 1,6% pada bulan Juni menjadi 12,844 juta barel per hari, tertinggi sejak Februari 2020.
Data pemerintah AS pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah negara tersebut turun lebih besar dari perkiraan sebesar 10,6 juta barel pada minggu lalu, yang terkuras oleh tingginya ekspor dan pengoperasian kilang. Hal ini menambah ekspektasi ketatnya pasokan.
Leave a Reply