Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci Tembus 711 Orang, Terbanyak dari Embarkasi Surabaya

Jemaah Haji Meninggal di Tanah Suci Tembus 711 Orang, Terbanyak dari Embarkasi Surabaya

Liputan6.com, Jakarta Jumlah jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia di Tanah Suci masih terus bertambah. Hingga hari ke-60 operasional haji atau Sabtu (22/7/2023), jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Arab Saudi mencapai 711 jiwa.

Angka ini berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) yang diperbarui per Sabtu pukul 21.30 Waktu Indonesia Barat (WIB).

Merujuk pada data ini, jemaah haji meninggal di Tanah Suci paling banyak berasal dari Embarkasi Surabaya (SUB) 152 orang, disusul Solo-Yogyakarta (SOC) 108 orang, Jakarta Bekasi (JKS) 80 orang, Jakarta Pondok Gede (JKG) 62 orang, Ujung Pandang (UPG) 44 orang, Batam (BTH) 43 orang.

Kemudian Embarkasi Medan (KNO) 35 orang, Palembang (PLM) 32, Padang (PDG) 31 orang, Lombok (LOP) 29 orang, Kertajati (KJT) 27 orang, Balikpapan (BPN) 21 orang, Banjarmasin (BDJ) 15 orang, Aceh (BTJ) 11 orang, dan sisanya haji khusus.

Berdasarkan data Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab terbanyak kasus kematian jemaah haji ini adalah sepsis (komplikasi berbahaya akibat respons tubuh terhadap infeksi) sebanyak 188 kasus, syok kardiogenik 161 kasus, dan infak miokard akut 125 kasus. Sementara penyebab sisanya tidak dirinci.

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kemenag, Hilman Latief menuturkan, tingginya kasus kematian jemaah ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun berikutnya.

“Ya itu jadi perhatian kami. Kita coba analisis sambil berjalan sebelum nanti kita lakukan kajian komprehensif di Indonesia dari klasifikasi usia jemaah yang wafat itu,” ujarnya saat ditemui di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Selasa (18/7/2023) malam.

Tahun ini, kata dia, jumlah jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci paling banyak berusia antara 60-70 tahun, disusul jemaah dengan usia 70-80 tahun. “Baru kemudian di bawah 60 tahun dan baru di atas 80 tahun,”.

“Nanti kami berdiskusi dengan temen-temen kesehatan, kita analisa pemicunya apa, kalau penyebabnya kita sudah tahu semua rata-rata yang wafat itu kena jantung kemudian ada sesak napas dan lain sebagainya. Tetapi pemantiknya itu yang sedang kita analisis lagi, karena ini memang jumlahnya cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” kata Hilman.

 

maxwin138
maxwin138
maxwin138
epicwin138
epicwin138
epicwin138
pargoy88
polasot138
polasot138
besti69
besti69

Posted

in

by

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *