Liputan6.com, Jakarta – JPMorgan, bank terbesar di AS berdasarkan ukuran aset, sedang dalam tahap awal mengembangkan token deposit digital berbasis blockchain untuk pembayaran dan penyelesaian lintas batas.
Bank tersebut telah menyiapkan sebagian besar infrastruktur yang mendasarinya, tetapi akan menunggu persetujuan dari regulator AS sebelum membuat tokennya sendiri.
Token simpanan adalah aset digital yang dapat ditransfer yang mewakili klaim simpanan terhadap bank komersial. Transaksi token dilakukan di blockchain, membuat penyetoran lebih cepat dan lebih murah dibandingkan metode tradisional.
Mengomentari hal ini, kepala penelitian dan strategi di platform layanan aset digital Matrixport, Markus Thielen mengatakan ini tanda mulai banyak perusahaan besar mulai menggunakan teknologi blockchain.
“Ini adalah tanda lain bahwa perusahaan-perusahaan besar terus membangun kemampuan blockchain mereka selama pasar bearish ini,” kata Thielen, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (12/9/2023).
Di sisi lain, kepala pengembangan bisnis Asia-Pasifik di pembuat pasar kripto Keyrock, Justin d’Anethan mengatakan dalam hal kripto, beberapa pemain tradisional menahan diri sementara yang lain membuat kemajuan.
“Saat perusahaan besar memulai sesuatu dan pesaing melihatnya sebagai hal yang diinginkan/menguntungkan, maka tidak akan lama lagi perusahaan lain akan meluncurkan solusi mereka sendiri, agar tetap relevan di pasar yang terus berkembang,” jelas d’Anetan.
Pasar kripto saat ini sedang menunggu keputusan dari Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengenai raksasa keuangan AS BlackRock dan beberapa perusahaan lain yang mengajukan ETF Bitcoin.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Leave a Reply