Setelah mualaf itu, pihaknya juga akan memberikan bimbingan dan pengajaran agama. Belajar agama Islam mulai dari hal yang paling dasar yakni akidah hingga praktik ibadah.
“Ini potensinya sangat besar dan ke depan saya merancang tidak cukup di situ. Mereka harus dijadikan menjadi satu jamaah atau lembaga sehingga mereka saling membantu dan berbagi ilmu. Contoh kasus, jika mereka meninggal dunia dipanggil oleh Allah swt, mereka bisa saling membantu, karena budaya di sini ketika meninggal maka dikremasi sedangkan pemakaman Islam itu mahal. Jadi, bagi Muslim lain yang kurang mampu bisa saling membantu. Ini muslim harus terkoneksi, biar mereka tidak berpikir sendiri, itulah gunanya sinkronisasi data” paparnya.
“Latar belakang mualaf itu tidak bisa ditebak, ada yang mau menikah dengan orang Muslim Indonesia, tapi saya juga menemukan orang mualaf gara-gara melihat orang sujud dalam satu orkestra yang bagus ketika Idul Fitri.
Salah satu contoh, lanjutnya, terjadi di Taipei ketika pelaksanaan shalat Idul Fitri tahun 2023 yang diikuti oleh 15 ribu jamaah dan dibagi 6 kloter. Ia bercerita, ketika imam sujud makmum juga ikut sujud, di saat itu ada orang Taiwan yang melihat dan terketuk hatinya.
“Ada juga seorang mahasiswa yang kuliah di bidang sosial, melakukan penelitian sudah mengenakan mukena belajar shalat tapi sampai sekarang belum Islam. Jadi, pintu hidayah itu berbeda-beda,” jabarnya.
Maka itu, besar ia berharap LDNU PCINU Taiwan bisa melakukan terobosan-terobosan baru agar dakwah dapat menyasar semua kalangan dengan berbagai pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing segmen.
Tim Rembulan
Leave a Reply