Selama pandemi, dia menyempatkan diri mulai berkebun setelah terinspirasi oleh bunga dan tanaman yang dia lihat saat berjalan-jalan.
Dia mulai memainkan recorder, alat musik tiup kayu, karena dia pikir itu akan membantu pernapasan dan penelanannya.
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari keterampilan baru. Saya suka bagaimana kakek saya tetap berpikiran terbuka dan berjiwa petualang, selalu mencari pengalaman baru untuk memicu rasa ingin tahunya dan tidak pernah takut gagal.
7. Tidur Siang
Setelah semua latihan itu, dia memastikan untuk berhenti dan mengisi bahan bakar beberapa kali sehari untuk mempertahankan energinya.
Dia biasanya tidur siang selama setengah jam di pagi hari, sekitar pukul 8 atau 9 pagi, dan sering tertidur lagi di sore hari sambil membaca.
Kesadaran dirinya untuk mengetahui kapan harus beristirahat telah menjadi kontributor utama bagi umur panjangnya.
8. Makan makanan kesukaan
Dia sangat aktif, tetapi dia juga sangat menyukai kesenangan hidup, termasuk menikmati daging merah, keju, dan minum anggur berkualitas.
Namun, di sisi yang lebih sehat, tetap menyantap berbagai macam sayuran dalam masakan Jepang rumahannya, seperti kari yang lezat.
Meskipun norma-norma Barat mungkin mencap beberapa pilihan makanannya tidak sehat, kesehatannya yang luar biasa di usia 95 tahun merupakan bukti bahwa banyak faktor yang berkontribusi pada umur panjang, dan keseimbangan mungkin yang paling penting.
Di Jepang, memiliki konsep yang disebut “ikigai,” atau “rasa tujuan.” Tidak ada satu pun petunjuk yang tepat untuk mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan yang baik. Hal yang paling penting adalah mencari tahu seperti apa tujuan Anda, kejarlah jalan itu dengan penuh perhatian, niat dan kegembiraan.
Leave a Reply